Released: September 1, 2019
[Chorus 1]
Daun kering yang gugur tertiup angin
Seperti air mataku yang mengalir
Daun kering yang gugur tertiup angin
Menari-nari dan jatuh ke hati
Di stasiun yang hanya ada ku seorang
[Verse 1]
Kamu yang mendadak tak bisa datang
Liburan kita pun telah sirna
Isi dalam bagasi ini seharusnya penuh
[Pre-Chorus 1]
Dari plafon telah terlihat destinasi kita
Aku menunggu di peron samping pohon yang rindang
[Chorus 2]
Dengan pedih gugur di sela ranting
Sosok keegoisan di dirimu
Dengan pedih gugur di sela ranting
Rasa cinta yang begitu melekat
Lokasi hilangnya segala mimpi-mimpiku
[Verse 2]
Kereta yang pergi meninggalkan kota
Yang hingga kini terlihat mendung
Terus berjalan dengan kursi kosong di sebelahku
[Pre-Chorus 2]
Jendela yang tertutup kabut meskipun menguap
Memori rasa sepi yang selalu datang mengejar
[Chorus 3]
Daun kering yang gugur tertiup angin
Seperti air mataku yang mengalir
Daun kering yang gugur tertiup angin
Menari-nari dan jatuh ke hati
Stasiun di mana waktu telah meninggalkanku
[Monologue]
"Aku Jinan, padahal aku terus menunggu sejak tadi ...
Aku ... akan pergi sendirian"
[Bridge]
Entah kenapa sejak awal
Telah menyadari sendiri di stasiun terakhir
[Chorus 4]
Dengan pedih gugur di sela ranting
Sosok keegoisan di dirimu
Dengan pedih gugur di sela ranting
Selamat tinggal lewat mesin penjawab
Di stasiun yang hanya ada ku seorang
Daun kering yang gugur tertiup angin
Seperti air mataku yang mengalir
Daun kering yang gugur tertiup angin
Menari-nari dan jatuh ke hati
Di stasiun yang hanya ada ku seorang
[Verse 1]
Kamu yang mendadak tak bisa datang
Liburan kita pun telah sirna
Isi dalam bagasi ini seharusnya penuh
[Pre-Chorus 1]
Dari plafon telah terlihat destinasi kita
Aku menunggu di peron samping pohon yang rindang
[Chorus 2]
Dengan pedih gugur di sela ranting
Sosok keegoisan di dirimu
Dengan pedih gugur di sela ranting
Rasa cinta yang begitu melekat
Lokasi hilangnya segala mimpi-mimpiku
[Verse 2]
Kereta yang pergi meninggalkan kota
Yang hingga kini terlihat mendung
Terus berjalan dengan kursi kosong di sebelahku
[Pre-Chorus 2]
Jendela yang tertutup kabut meskipun menguap
Memori rasa sepi yang selalu datang mengejar
[Chorus 3]
Daun kering yang gugur tertiup angin
Seperti air mataku yang mengalir
Daun kering yang gugur tertiup angin
Menari-nari dan jatuh ke hati
Stasiun di mana waktu telah meninggalkanku
[Monologue]
"Aku Jinan, padahal aku terus menunggu sejak tadi ...
Aku ... akan pergi sendirian"
[Bridge]
Entah kenapa sejak awal
Telah menyadari sendiri di stasiun terakhir
[Chorus 4]
Dengan pedih gugur di sela ranting
Sosok keegoisan di dirimu
Dengan pedih gugur di sela ranting
Selamat tinggal lewat mesin penjawab
Di stasiun yang hanya ada ku seorang
- Heavy Rotation
- Fortune Cookie Yang Mencinta (Fortune Cookie In Love)
- Pesawat Kertas 365 Hari
- RIVER
- Everyday, Kachuusha
- Kereta Kedewasaan (Otona Ressha)
- Dirimu Melody (Kimi Wa Melody)
- Only Today
- Rapsodi
- Seesaw Game Penuh Air Mata (Namida no Seesaw Game)
- Bersama Kamu, Pelangi Dan Mentari (Kimi To Niji To Taiyou To)
- First Rabbit
- So Long!
- Baby! Baby! Baby!
- Cahaya Panjang (Nagai Hikari)
- Wasshoi J!
- Viva! Hurricane
- Baby! Baby! Baby! (Passionate Prayer Version)
- After Rain
- Kesucian Hati Hingga Umur 19 Tahun (Junjou U-19)
- Kenyataan yang Ternoda (Kegarete Iru Shinjitsu)
- Adrenalin Masa Puber (Shishunki no Adrenaline)
- Pundak Kanan (Migikata)
- Bukan Alpukat... (Avogado Janeeshi)