Released: September 2, 1999

Songwriter: Piyu Andi Fadly Arifuddin Rindra Risyanto Noor

Producer: Jan Djuhana

[Verse 1: Fadly]
Dalam benakku lama tertanam
Sejuta bayangan dirimu
Redup terasa cahaya hati
Mengingat apa yang telah kau berikan

[Interlude]

[Verse 2: Fadly]
Waktu berjalan lambat mengiring
Dalam titian takdir hidupku
Cukup sudah aku tertahan
Dalam persimpangan masa silamku

[Pre-Chorus: Fadly]
Coba tuk melawan getir yang terus kukecap
Meresap ke dalam relung sukmaku
Coba tuk singkirkan aroma nafas tubuhmu
Mengalir mengisi laju darahku

[Chorus: Fadly]
Semua tak sama, tak pernah sama
Apa yang kusentuh, apa yang kukecup
Sehangat pelukmu, selembut belaimu
Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu

[Verse 3: Fadly]
Apalah arti hidupku ini
Memapahku dalam ketiadaan
S'galanya luruh lemah tak bertumpu
Hanya bersandar pada dirimu
Ku tak bisa (sungguh) tak bisa
Mengganti dirimu dengan dirinya

[Pre-Chorus: Fadly]
Coba tuk melawan getir yang terus kukecap
Meresap ke dalam relung sukmaku
Coba tuk singkirkan aroma nafas tubuhmu
Mengalir mengisi laju darahku

[Chorus: Fadly]
Semua tak sama, tak pernah sama
Apa yang kusentuh, apa yang kukecup
Sehangat pelukmu, selembut belaimu
Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu

[Instrumental]

[Chorus: Fadly]
Semua tak sama, tak pernah sama
Apa yang kusentuh, apa yang kukecup
Sehangat pelukmu, selembut belaimu
Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu

[Outro: Piyu]
Sampai kapan kau terus bertahan?
Sampai kapan kau tetap tenggelam?
Sampai kapan kau mesti terlepas?
Buka mata dan hatimu
Relakan semua

Padi

Formed at Airlangga University in Indonesia, Padi (then known as Soda) performed their first show in 1996. The name change occurred a year later – it was meant to symbolize the band’s humility, as the word means rice, which is a symbol of modesty – and by 1999, the band had a deal and an album in stores. The deal, which was signed after a rep from Sony caught a performance at a pub, led to a successful appearance on a various-artists compilation.

The debut, Lain Dunia, was followed by Sesuatu Yang Tertunda in 2001. Selling nearly 500,000 copies, the band solidified its standing with the mega-hit single “Kasih Tak Sampai.” Their next album, Save My Soul, would be even bigger, hitting the half-a-million sales mark its first week after release. Padi released their fourth, self-titled, album in 2005.

There have also been a handful of compilation appearances for the group, including a 2002 World Cup album contribution, “Work of Heaven.”