Released: May 9, 2005

Producer: Jan Djuhana

Angin bertiup menyadarkan aku
Tepat saat aku mendiamkan diri
Apa yang telah terjadi kepada diriku

Apakah bulan memihak padaku
Dan pijarnya masihkah menghiasi malam
Aku akui kesalahan ini
Tak harus aku ulangi

Seperti halnya engkau sang mentari
Tak henti menyinari seluruh bumi
Begitu juga adanya diriku
Tak akan berhenti langkahku

Langit memang berlapis adanya
Samudra pun membentang oh luasnya
Tak ubahnya diriku adanya
Takkan usai semangatku

Pasang air menyapu kerasnya karang
Takkan goyah meskipun harus diterjang
Kini aku mencoba meraba lagi
Mengikrarkan janji

Padi

Formed at Airlangga University in Indonesia, Padi (then known as Soda) performed their first show in 1996. The name change occurred a year later – it was meant to symbolize the band’s humility, as the word means rice, which is a symbol of modesty – and by 1999, the band had a deal and an album in stores. The deal, which was signed after a rep from Sony caught a performance at a pub, led to a successful appearance on a various-artists compilation.

The debut, Lain Dunia, was followed by Sesuatu Yang Tertunda in 2001. Selling nearly 500,000 copies, the band solidified its standing with the mega-hit single “Kasih Tak Sampai.” Their next album, Save My Soul, would be even bigger, hitting the half-a-million sales mark its first week after release. Padi released their fourth, self-titled, album in 2005.

There have also been a handful of compilation appearances for the group, including a 2002 World Cup album contribution, “Work of Heaven.”