Songwriter: Andra Junaidi Ahmad Dhani

Producer: Ahmad Dhani

[Verse 1]
Tak pernah aku rasakan
Ku tak bisa tidur dengan nyenyak
Dan tak pernah aku rasakan
Aku tak bisa makan dan minum
Tak pernah aku menjadi cengeng seperti ini
Tak pernah aku menjadi lemah seperti ini

[Pre-Chorus]
Ku tak bisa bayangkan
Bila kamu tak jadi pacarku
Ku tak bisa bayangkan
Bila punyamu tak jadi punyaku

[Chorus]
Ke mana pun akan kukejar kamu
Meski ke ujung dunia
Sampai kapan pun ku akan menunggu
Meski sampai aku mati

[Refrain]
Mati aku oh mati aku bila
Ku tak dapatkan kamu
Oh mati aku oh mati aku bila
Ku tak dapatkan kamu

[Verse 2]
Kamu adalah bulan dan aku matahari
Akan selalu ada di dalam hidup ini
Kamu adalah bulan dan aku matahari
Akan selalu ada di dalam hidup ini

[Chorus]
Ke mana pun akan kukejar kamu
Meski ke ujung dunia
Sampai kapan pun ku akan menunggu
Meski sampai aku mati

[Chorus]
Ke mana pun akan kukejar kamu
Meski ke ujung dunia
Sampai kapan pun ku akan menunggu
Meski sampai aku mati

[Refrain]
Mati aku oh mati aku bila
Ku tak dapatkan kamu
Oh mati aku oh mati aku bila
Ku tak dapatkan kamu
Mati aku oh mati aku bila
Ku tak dapatkan kamu
Oh mati aku oh mati aku bila
Ku tak dapatkan kamu

Dewa 19

More commonly known as Dewa (and for a time, Down Beat), Dewa 19 was considered by some to be one of Indonesia’s biggest rock acts. Formed in 1986, the band would go through a number of lineup changes – and the occasional name change, due in part to the original inspiration for the band’s moniker being derived from the founder’s names – but they maintained their momentum and by 2008 had released a fair number of albums, nearly ten full-lengths, a pair of compilations, and some live work, and built a fanbase that was formidable, to say the least.

Their first album, Dewa 19 (the 19 referring to the ages of the founding members at the time of naming the band), released in 1992, was a huge hit, winning the band Best Newcomers and Most Popular Album at the 1993 BASF Awards. While drummers came and went, along with some other roster changes, Dewa 19 pressed ever forward, releasing Format Masa Depan in 1994, and Terbaik Terbaik in 1997. 1999 would see Dewa 19 close out the decade with a hits compilation, The Best of Dewa 19.