Melayang kau cari-cari arti
Yang pasti tak kan kautemui
Tak perlu kau nilai-nilai semua
Biarlah semua adanya
Kau coba meraba-raba hati
Warna gejolak di sini
Alirkan semua rahasia
Taburkan dalam suasana
Tak usah kau cari makna hadirnya diriku
Aku di sini untukmu
Mungkin memberi arti cinta pada dirimu
Aku di sini untukmu
Tak usah kau tanya-tanya lagi
Coba kau hayati peranmu
Lupakan sekilas esok hari
Semua telah terjadi
Aku dan dirimu
Tenggelam dalam asa
Dan tak ingin lari
Tanggalkan rasa ini
Cobalah entaskan
Pastikan lepas atau terus
Semoga perih terbang tinggi di awan
Tak usah kau cari makna hadirnya diriku
Aku di sini untukmu
Mungkin memberi arti cinta pada dirimu
Aku di sini untukmu
Lepaskan sejenak berat beban di pundakmu
Aku disini untukmu
Pastikan terjawab semua ragu di cintamu
Aku di sini untukmu
Tak usah kau cari makna hadirnya diriku
Aku di sini untukmu
Kau coba meraba-raba hati
Warna gejolak di sini
Alirkan semua rahasia
Taburkan dalam suasana

Dewa 19

More commonly known as Dewa (and for a time, Down Beat), Dewa 19 was considered by some to be one of Indonesia’s biggest rock acts. Formed in 1986, the band would go through a number of lineup changes – and the occasional name change, due in part to the original inspiration for the band’s moniker being derived from the founder’s names – but they maintained their momentum and by 2008 had released a fair number of albums, nearly ten full-lengths, a pair of compilations, and some live work, and built a fanbase that was formidable, to say the least.

Their first album, Dewa 19 (the 19 referring to the ages of the founding members at the time of naming the band), released in 1992, was a huge hit, winning the band Best Newcomers and Most Popular Album at the 1993 BASF Awards. While drummers came and went, along with some other roster changes, Dewa 19 pressed ever forward, releasing Format Masa Depan in 1994, and Terbaik Terbaik in 1997. 1999 would see Dewa 19 close out the decade with a hits compilation, The Best of Dewa 19.